Pemeriksaanuntuk Mendiagnosis Eklampsia pada Ibu Hamil. Eklampsia maupun preeklamsia adalah kondisi yang sebaiknya dihindari wanita hamil. Cara terbaik untuk menghindari kedua kondisi ini adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan kandungan, sehingga risiko preeklamsia bisa terdeteksi pada masa-masa awal kehamilan. Halodoc, Jakarta - Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, paling sering pada hati dan ginjal. Preeklamsia biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang tekanan darahnya normal. Jika tidak diobati, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan fatal untuk ibu hamil dan janin. Jika kamu mengalami preeklamsia, perawatan yang paling efektif adalah dengan melahirkan bayi kamu. Bahkan setelah melahirkan, masih perlu waktu bagi kamu untuk menjadi lebih baik. Jika ibu didiagnosis dengan preeklamsia terlalu dini dalam kehamilan untuk melahirkan bayi, ibu dan dokter akan menghadapi tugas yang menantang. Bayi membutuhkan lebih banyak waktu untuk menjadi dewasa. Meski begitu, ibu harus menghindari menempatkan diri atau bayi dalam risiko komplikasi serius. Baca Juga Serba-Serbi Mencegah Preeklamsia di Masa Kehamilan Pemeriksaan untuk Deteksi Preeklamsia Preeklamsia paling sering terjadi selama kehamilan pertama, meski dapat terjadi pada kehamilan lainnya. Preeklampsia didiagnosis oleh tekanan darah tinggi yang berkembang untuk pertama kalinya setelah pertengahan kehamilan atau setelah melahirkan. Hal tersebut umumnya berhubungan dengan tingginya kadar protein dalam urien dan/atau bertambah parahnya penurunan trombosit darah, masalah dengan ginjal atau hati, cairan di paru-paru, atau tanda-tanda gangguan otak seperti sakit kepala parah dan/atau gangguan penglihatan. Berikut adalah beberapa pemeriksaan untuk deteksi preeklamsia 1. Tekanan Darah Salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk deteksi preeklamsia adalah tekanan darah. Dokter akan mengukur tekanan darah setiap dilakukan janji temu. Tekanan dapat bervariasi pada lengan yang berbeda, jadi mintalah pada dokter untuk menggunakan lengan yang sama setiap kali. Tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai tekanan darah 140/90 atau lebih besar, diukur pada dua kesempatan terpisah selama enam jam. Tekanan darah tinggi yang parah, yang hasilnya mencapai atau lebih besar dari 160/110, membutuhkan perawatan segera baik selama kehamilan dan pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan. 2. Urinalisis Ginjal yang sehat tidak membiarkan sejumlah besar protein masuk ke dalam urine. Jika protein terdeteksi dalam tes skrining dipstick urine, kamu mungkin diminta untuk mengumpulkan semua urine dalam kendi selama 12 atau 24 jam. Tujuannya adalah untuk menentukan jumlah protein yang hilang. Urine ini akan diuji untuk melihat kadarnya lebih dari 300 miligram protein dalam sehari. Jumlah protein dalam urine kamu lebih dari 300 miligram dalam satu hari dapat mengindikasikan preeklamsia. Namun, jumlah protein tidak menentukan seberapa parah preeklamsia yang mungkin terjadi. Baca Juga 5 Cara Cegah Preeklamsia Usai Persalinan 3. Tes Skrining Opsional Terdapat banyak tes biomarker yang dikembangkan untuk memprediksi atau mendiagnosis preeklamsia. Salah satu tes ini mengukur kadar protein yang disebut PAPP-A. Tingkat PAPP-A yang rendah dikaitkan dengan komplikasi kehamilan seperti preeklampsia. Tingkat PAPP-A yang rendah dapat menjadi penanda risiko yang lebih tinggi, tetapi itu tidak berarti kamu pasti akan mengalami preeklampsia. Tes skrining lain dapat memeriksa wanita hamil untuk kadar AFP janin. AFP atau alpha-fetoprotein adalah protein plasma yang ditemukan pada janin. AFP tinggi menunjukkan cedera plasenta dan risiko Pembatasan Pertumbuhan Intrauterin IUGR, yang merujuk pada kondisi ketika bayi yang belum lahir lebih kecil dibanding yang normal. 4. Memantau Perkembangan Bayi Preeklamsia berarti bayi kamu juga harus dimonitor dengan lebih cermat. Kamu mungkin dijadwalkan untuk pemeriksaan ultrasonografi untuk memastikan pertumbuhan bayi tidak terpengaruh dan bahwa aliran darah melalui tali pusat dan plasenta normal. Jika gejala muncul dengan cepat menjelang akhir kehamilan atau selama persalinan, kamu dapat menerima pemantauan janin terus-menerus di rumah sakit. Baca Juga Inilah 5 Cara Mengatasi Preeklamsia pada Ibu Hamil Itulah beberapa pemeriksaan untuk deteksi preeklamsia. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu! Pemeriksaandilakukan secara berurutan dan terstruktur. Langkah-langkah pemeriksaan ini yaitu : Memperhatikan wajah ibu hamil, apakah wajah ibu hamil terlihat pucat ataupun mengalami pembengkakan. Selain itu memeriksa sclera mata. Memeriksa mulut hal yang diperiksa yaitu bibir dan juga gigi. Selamat! Bunda dinyatakan positif hamil, pastinya hal yang membahagiakan bagi Bunda dan suami ya. Untuk memastikan bahwa kandungan Bunda sehat, maka perlu melakukan pemeriksaan kehamilan rutin setiap bulan. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang perlu Bunda lakukan selama kehamilan. Pemeriksaan kehamilan di trimester pertama Pemeriksaan kehamilan di trimester pertama sangat penting untuk mengetahui kondisi janin di dalam rahim. Juga memantau tumbuh kembang janin dengan baik. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang harus Bunda jalani di trimester ini. 1. Cek darah Darah Bunda akan diambil untuk dilakukan pemeriksaan terhadap Imunitas terhadap penyakit Rubella dan cacar air Kemungkinan penyakit Hepatitis B, Sifilis, HIV Memantau tingkat hemoglobin dalam darah Jenis golongan darah dan rhesusnya Kemungkinan terpapar penyakit toxoplasmosis atau tidak 2. Tes urin Tes urin dilakukan untuk mengetahui apakah Bunda mengalami infeksi di saluran kemih dan juga ginjal. Memeriksa tingkat hormon hCG, dan tingkat glukosa di dalam urin Bunda. Selain dua jenis tes di atas, Bunda juga akan menjalani pemeriksaan USG untuk mengonfirmasi kehamilan dan menghitung hari perkiraan lahir HPL. Pemeriksaan kehamilan di trimester kedua Pemeriksaan kehamilan di trimester ini ini meliputi cek darah, untuk mengetahu adanya kelainan di tabung saraf tulang belakang, kemungkinan down syndrome diabetes gestasionaldan menghitung kadar gula darah untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak. Sedangkan pada tes urin, dokter akan memeriksan kemungkinan adanya infeksi saluran kemih dan preeklampsia. Pemeriksaan USG juga dilakukan untuk melihat tumbuh kembang janin normal atau tidak berdasarkan usia kehamilan, menghitung panjang mulut rahim, dan gerakan janin. Pemeriksaan kehamilan di trimester ketiga Pemeriksaan USG dilakukan untuk memantau jumlah cairan ketuban, tumbuh kembang janin dengan mengukur tulang paha, ukuran kepala dan perut si kecil. USG juga dilakukan untuk mengecek posisi bayi apakah sungsang atau tidak. Jika Bunda sudah lewat HPL, maka USG dilakukan untuk memeriksa detak jantung bayi dan kondisi kesehatan bayi di dalam rahim. Juga lokasi plasenta dan kondisi serviks, apakah sudah siap untuk melakukan persalinan atau placenta and cervix. Tes urin dan tes darah juga akan kembali dilakukan pada trimester ini, untuk mengecek beberapa kondisi yang sudah disebutkan di atas. Karena kondisi-kondisi tersebut harus selalu dipantau sepanjang masa kehamilan. Semua jenis pemeriksaan di atas dilakukan untuk memastikan kondisi ibu dan bayi sehat selama masa kehamilan. Variasi jenis tes bisa berbeda antara ibu hamil yang satu dengan lainnya, terutama jika ada komplikasi kehamilan. Konsumsi makanan sehat dan istirahat cukup bisa membantu menjaga kesehatan ibu dan bayi selama hamil. Semoga bermanfaat. Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

PEMERIKSAANPENUNJANG 1. HB 2. Tes darah 3. USG 4. Urine 5. Tes air amnion 6. CTG 3. LANJUT Beberapa pemeriksaan yang "wajib" dilakukan pada saat hamil antara lain pemeriksaan laboratorium pada trimester I dan trimester III.

Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk memantau dan menjaga kesehatan ibu hamil maupun janin. Jenisnya pun beragam, mulai dari pemeriksaan USG hingga tes darah. Namun, tidak semua pemeriksaan perlu dilakukan oleh ibu hamil setiap saat dan umumnya disesuaikan dengan usia kehamilan. Pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Selain memantau kesehatan, pemeriksaan kehamilan juga bermanfaat untuk mencegah sekaligus mendeteksi penyakit pada ibu hamil dan janin sejak dini. Dengan begitu, penanganan medis bisa diberikan lebih awal. Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan Kehamilan? Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sebanyak 8 kali, yang terbagi berdasarkan trimester kehamilan. Berikut ini adalah penjelasannya Trimester pertama Pada usia kehamilan di bawah 12 minggu ini, ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan kehamilan setidaknya 1 kali di rumah sakit atau klinik. Trimester kedua Saat usia kandungan 13–27 minggu, pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu ketika usia kehamilan 20 minggu dan 26 minggu. Trimester ketiga Di trimester ketiga, ibu hamil wajib menjalani pemeriksaan kehamilan sebanyak 5 kali, yaitu saat usia kandungan 30, 34, 36, 38, dan 40 minggu. Meski ibu hamil umumnya akan melahirkan saat usia kandungan memasuki 40 minggu, ada sebagian ibu hamil yang mungkin saja belum juga melahirkan hingga usia kandungannya 41 minggu. Jika Bumil mengalaminya, segeralah periksakan diri ke dokter. Jenis Pemeriksaan Kehamilan Wajib Menurut rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia WHO, ada beberapa pemeriksaan kehamilan yang perlu dilakukan ibu hamil, yaitu 1. Konsultasi Hal pertama yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan adalah konsultasi. Dokter akan bertanya tentang keluhan yang Bumil alami saat ini dan riwayat penyakit. Hal ini dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan dan menilai risiko terjadinya penyakit. Selama konsultasi, dokter juga akan menganjurkan Bumil untuk menjalani pola hidup sehat, misalnya berhenti merokok dan berhenti mengonsumsi minuman beralkohol, serta menjalani pola makan sehat untuk mencukupi asupan nutrisi selama hamil. Bagi ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit asam lambung, dokter juga akan menganjurkan untuk menghindari makanan pemicu asam lambung naik. 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan kehamilan selanjutnya adalah pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi ibu hamil secara umum. Jenis pemeriksaan fisik yang biasanya dilakukan meliputi pemeriksaan tekanan darah hingga pemeriksaan fisik jantung dan paru-paru. Saat usia kandungan sudah mencapai 36 minggu, pemeriksaan Leopold perlu dilakukan untuk mengetahui posisi dan letak bayi dalam kandungan. Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk menentukan proses persalinan. 3. Tes darah Tes darah perlu dilakukan secara rutin oleh setiap ibu hamil. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami penyakit tertentu dan mendeteksi kelainan pada janin. Jenis tes darah yang umumnya dilakukan pada ibu hamil adalah tes darah lengkap dan tes gula darah. Tes darah lengkap bertujuan untuk menghitung kadar hemoglobin dalam sel darah merah dan jumlah sel darah putih. Bila kedua indikator tersebut berada di bawah angka normal, ini bisa menandakan ibu hamil mengalami anemia atau infeksi. Sementara itu, tes gula darah juga penting dilakukan untuk memantau kadar gula dalam tubuh ibu hamil dan mencegah diabetes gestasional. 4. Pemeriksaan USG Pemeriksaan kehamilan selanjutnya adalah USG. Pemeriksaan ini hanya diperlukan saat usia kehamilan 12 dan 20 minggu. USG umumnya bertujuan untuk mendeteksi kelainan pada janin, memastikan kehamilan kembar, dan mengetahui posisi plasenta. Selain beberapa pemeriksaan kehamilan di atas, jenis pemeriksaan lain bisa saja dilakukan. Namun, pemeriksaan tambahan tersebut hanya perlu dilakukan ketika ibu hamil memiliki tanda-tanda gangguan kesehatan atau riwayat penyakit tertentu yang memerlukan pemeriksaan khusus. Meski masih ada pemeriksaan lainnya, semua pemeriksaan kehamilan di atas sebenarnya sudah cukup untuk memantau dan menjaga kesehatan ibu hamil maupun janin. Hal yang perlu diingat, pemeriksaan kehamilan tidaklah murah sehingga perlu disesuaikan dengan dana dan kebutuhan Bumil, apalagi jika Bumil memakai asuransi kesehatan. Pastikan dahulu besarnya biaya dan jenis pemeriksaan yang ditanggung oleh asuransi. Biaya yang harus Bumil utamakan adalah biaya untuk persalinan. Persiapkan juga dana cadangan untuk penanganan komplikasi yang mungkin terjadi saat atau setelah persalinan. Jangan sampai dana atau tanggungan asuransi yang Bumil miliki justru habis karena pemeriksaan yang tidak sesuai tujuan. Oleh karena itu, pemeriksaan kehamilan secara rutin oleh dokter perlu dilakukan secara tepat sasaran. Dengan begitu, kondisi kesehatan Bumil dan calon buah hati bisa terus terpantau dan proses persalinan pun dapat dipersiapkan dengan matang.
2Pemeriksaan Penunjang Thalassemia pada Ibu Hamil. Ditinjau oleh: dr. Verury Verona Handayani : 18 Oktober 2020. Halodoc, Jakarta - Thalassemia adalah kelainan darah bawaan (genetik) yang terjadi ketika gen yang bermutasi memengaruhi kemampuan tubuh untuk membuat hemoglobin yang sehat, yakni protein kaya zat besi yang ditemukan dalam sel darah Itu sebabnya, dokter harus sangat cermat dan berhati-hati ketika menegakkan diagnosis anemua. Anda bisa berperan aktif dengan menjelaskan secara rinci mengenai gejala, riwayat kesehatan keluarga, pola makan, serta obat-obatan yang Anda konsumsi. Kumpulan informasi ini dapat membantu dokter untuk menentukan jenis anemia yang Anda alami. Terdapat beberapa pemeriksaan, baik utama maupun penunjang, untuk menentukan diagnosis anemia. 1. Tes hitung darah lengkap Pemeriksaan penunjang pertama yang dilakukan untuk diagnosis anemia adalah tes hitung darah lengkap. Tes hitung darah lengkap atau complete blood count CBC dilakukan untuk mengetahui jumlah, ukuran, volume, dan jumlah hemoglobin pada sel darah merah. Untuk mendiagnosis anemia, dokter mungkin akan memeriksa kadar sel darah merah dalam darah Anda hematokrit dan hemoglobin. Dikutip dari Mayo Clinic, nilai hematokrit normal pada orang dewasa bervariasi antara 40-52% untuk pria dan 35-47% untuk wanita. Sementara itu, nilai hemoglobin pada orang dewasa normalnya berjumlah 14-18 gram/dL untuk pria dan 12-16 gram/dL untuk wanita. Diagnosis anemia biasanya ditandai dengan hasil tes hitung darah lengkap berikut ini. Hemoglobin rendah. Hematokrit rendah. Indeks sel darah merah, termasuk rata-rata volume sel hidup, rata-rata hemoglobin sel hidup, dan rata-rata konsentrasi hemoglobin sel hidup. Data tersebut berguna untuk mengetahui ukuran sel darah merah dan jumlah serta konsentrasi hemoglobin sel darah merah dalam darah seseorang pada saat itu. 2. Apusan darah dan diferensial Jika hasil tes darah lengkap menunjukkan anemia, dokter akan melakukan tes lanjutan dengan pemeriksaan apusan darah atau diferensial yang menghitung sel darah merah lebih rinci. Hasil tes tersebut dapat memberikan informasi tambahan untuk diagnosis anemia, seperti bentuk sel darah merah dan adanya sel abnormal, yang dapat membantu mendiagnosis dan membedakan jenis anemia. 3. Hitung retikulosit Tes ini berguna untuk mengetahui jumlah sel darah merah yang masih muda alias belum matang dalam darah Anda. Ini juga membantu menentukan diagnosis anemia secara spesifik terkait jenis mana yang Anda alami. 4. Pemeriksaan penunjang anemia lainnya Jika dokter sudah mengetahui penyebab anemia, Anda mungkin diminta melakukan pemeriksaan lainnya sebagai penunjang untuk memastikan penyebabnya. Misalnya saja untuk anemia aplastik. Anda mungkin akan diminta melakukan tes darah dan biopsi sumsum tulang. Pasalnya, anemia aplastik mungkin saja terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang keliru mengenali sumsum tulang sebagai ancaman. Penderita anemia aplastik memiliki jumlah sel darah yang lebih sedikit pada sumsumnya. Setelah mengetahui jenis anemia yang Anda idap dan penyebabnya, Anda dapat mendiskusikan pengobatan anemia yang tepat dengan dokter. Pengobatan anemia bertujuan untuk mengatasi gejala, mencegah anemia kambuh, serta mengurangi risiko komplikasi yang dapat muncul akibat anemia yang tidak diobati.
pemeriksaankhusus obstetrik dan pemeriksaan penunjang pada ibu hamil, merumuskan diagnosis dan masalah potensial, serta kebutuhan akan tindakan segera yang mungkin terjadi pada saat kehamilan (gizi kurang, oligo/polihidramnion, kehamilan mola, kehamilan ganda dan IUGR, preeklampsia dan eklampsia, perdarahan pervaginam, kelainan
Konsultasi kehamilan adalah pemeriksaan yang dilakukan secara rutin selama masa kehamilan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa kondisi dan perkembangan janin. Jadwal konsultasi kehamilan akan disesuaikan oleh dokter dengan usia kandungan ibu hamil. Masa kehamilan adalah periode ketika embrio terbentuk, tumbuh, dan berkembang di dalam rahim wanita sebagai hasil pembuahan sel telur dan sperma. Embrio akan terus berkembang hingga berbentuk janin, kemudian janin lahir saat usia kehamilan mencapai sekitar 40 minggu. Konsultasi dan pemeriksaan kehamilan secara rutin diperlukan untuk memastikan agar sang ibu dan janin dalam keadaan sehat. Selain itu, konsultasi kehamilan juga memiliki beberapa tujuan, yaitu Memeriksa kondisi janin dan memantau perkembangannya Menurunkan risiko komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil dan janin Mendeteksi kelainan atau gangguan yang mungkin terjadi pada janin sejak dini Mempermudah ibu hamil dalam menjalani masa kehamilan Memperlancar proses persalinan dan mengurangi risiko penyulit yang dapat membahayakan ibu dan janin selama persalinan Dokter yang secara khusus menangani pemeriksaan kehamilan disebut sebagai dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau lebih umum disebut dokter kandungan. Tujuan dan Indikasi Konsultasi Kehamilan Konsultasi kehamilan penting dilakukan oleh setiap ibu hamil sejak awal hingga akhir masa kehamilan. Jadwal konsultasi umumnya dilakukan sesuai usia kandungan ibu hamil, yaitu 1 kali dalam 1 bulan untuk usia kandungan 4–28 minggu 2 kali dalam 1 bulan untuk usia kandungan 28–36 minggu 4 kali dalam 1 bulan setiap minggu untuk usia kandungan 36 minggu hingga masa persalinan Pada beberapa kondisi, ibu hamil dianjurkan untuk lebih sering menjalani konsultasi kehamilan dari jadwal di atas. Kondisi tersebut antara lain Berusia 35 tahun atau lebih Menderita penyakit yang berisiko tinggi menimbulkan komplikasi kehamilan, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi Mengalami kehamilan kembar Memiliki riwayat kelahiran prematur atau muncul tanda bayi akan terlahir prematur Peringatan dan Kontraindikasi Konsultasi Kehamilan Tidak ada larangan atau peringatan khusus untuk menjalani konsultasi kehamilan bagi ibu hamil. Pemeriksaan ini justru penting dijalani oleh ibu hamil. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mendeteksi apabila ada gangguan pada kehamilan. Sebelum Konsultasi Kehamilan Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh ibu hamil sebelum menjalani konsultasi kehamilan, yaitu Riwayat kesehatan secara keseluruhan Konsultasi kehamilan pertama biasanya akan meninjau riwayat penyakit ibu hamil, termasuk riwayat kesehatan pasangan dan keluarga. Ibu hamil sebaiknya membawa hasil pemeriksaan terdahulu, seperti, hasil tes laboratorium dan hasil pemeriksaan penunjang lain, misalnya USG, foto Rontgen, CT scan, atau MRI. Jenis obat atau produk herba yang sedang atau pernah dikonsumsi Ibu hamil sebaiknya membawa daftar obat, termasuk vitamin dan suplemen, yang sedang dikonsumsi. Hal ini karena beberapa jenis obat tidak aman untuk dikonsumsi selama hamil. Daftar pertanyaan Sebelum menjalani konsultasi kehamilan, ibu hamil sebaiknya membuat daftar pertanyaan mengenai hal-hal yang ingin diketahui seputar kehamilan. Urutkan pertanyaan mulai dari yang paling penting. Prosedur Konsultasi Kehamilan Jenis konsultasi kehamilan dan pemeriksaan yang dilakukan selama kehamilan dapat berbeda, tergantung pada usia kandungan. Berikut adalah penjelasannya Konsultasi kehamilan trimester pertama 0–12 minggu Pada kehamilan trimester pertama, jenis pemeriksaan yang dilakukan adalah 1. Pemeriksaan riwayat kesehatan Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan yang meliputi Siklus menstruasi Riwayat kehamilan sebelumnya Riwayat kesehatan pasien dan keluarganya Obat-obatan yang sedang dikonsumsi, termasuk obat resep dan suplemen Gaya hidup yang dijalani pasien, termasuk kebiasaan merokok atau konsumsi minuman beralkohol Dokter juga akan menentukan hari perkiraan lahir HPL. Penentuan HPL dilakukan agar dokter dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan kehamilan pasien, serta menentukan jadwal konsultasi dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan ke depannya. 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa dan memastikan kondisi tubuh pasien sehat selama masa awal kehamilan. Jenis pemeriksaan yang dilakukan meliputi Pengukuran tinggi dan berat badan pasien sehingga dokter bisa menentukan indeks massa tubuh yang ideal sesuai perkembangan kehamilan Pemeriksaan tanda vital, meliputi tekanan darah, detak jantung, dan frekuensi pernapasan Pemeriksaan panggul, dengan memasukkan dua jari ke dalam vagina dan satu tangan di perut, untuk menentukan ukuran rahim dan panggul pasien 3. Pemeriksaan laboratorium Dokter juga akan meminta pasien untuk menjalani tes darah dan tes urine dengan tujuan berikut Memeriksa golongan darah, termasuk ABO dan resus Rh Mengukur jumlah hemoglobin, karena hemoglobin yang rendah merupakan tanda anemia yang jika dibiarkan dapat membahayakan perkembangan janin Memeriksa respon sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi tertentu, seperti rubella dan cacar air Mendeteksi kemungkinan adanya paparan infeksi pada ibu hamil, seperti hepatitis B, toksoplasmosis, sifilis, dan HIV 4. Pemindaian Jenis tes pemindaian yang dilakukan saat konsultasi kehamilan trimester pertama adalah USG. USG biasanya dilakukan paling cepat pada usia kehamilan 8 minggu. Jenis USG yang dapat dilakukan adalah USG panggul atau USG transvaginal. Tujuannya antara lain untuk Menentukan usia kandungan Mendeteksi gangguan yang mungkin dialami ibu hamil Mendeteksi kelainan pada janin Mendengar detak jantung janin, yaitu pada usia kandungan 10–12 minggu Konsultasi kehamilan trimester kedua 13–28 minggu Tujuan konsultasi kehamilan pada trimester kedua adalah untuk memastikan ibu hamil dan janin dalam keadaan sehat. Jenis pemeriksaan yang dilakukan selama konsultasi kehamilan trimester kedua adalah 1. Pemeriksaan dasar Dokter akan mengukur tekanan darah dan berat badan ibu hamil. Dokter juga akan menanyakan keluhan yang mungkin terjadi selama kehamilan. 2. Pemeriksaan kondisi janin Pemeriksaan ini umumnya meliputi beberapa hal, yaitu Memeriksa perkembangan janin dengan mengukur jarak dari tulang kemaluan ke bagian atas rahim Mendengar detak jantung janin dengan menggunakan alat khusus yang disebut Doppler Mengamati pergerakan janin yang umumnya terjadi pada usia kehamilan 20 minggu 3. Tes prenatal Selama trimester kedua, dokter akan menganjurkan ibu hamil untuk menjalani beberapa tes, yaitu Tes darah, untuk menghitung jumlah sel-sel darah dan kadar zat besi serta memantau kadar gula darah Tes urine, untuk mendeteksi adanya protein dalam urine, serta memeriksa tanda-tanda infeksi Tes genetik, untuk mendeteksi kelainan genetik yang bisa terjadi pada janin, seperti sindrom Down dan spina bifida USG janin, untuk memeriksa struktur tubuh janin dan mengetahui jenis kelamin janin Tes diagnostik, seperti amniocentesis, untuk mendeteksi kelainan pada janin Konsultasi kehamilan trimester ketiga 28–40 minggu Beberapa jenis pemeriksaan yang dilakukan selama konsultasi kehamilan trimester ketiga adalah 1. Pemeriksaan dasar ulang Dokter kandungan akan mengukur kembali tekanan darah dan berat badan ibu hamil, serta memantau pergerakan dan detak jantung janin. Tes urine juga kembali dilakukan untuk mendeteksi infeksi atau adanya protein dalam urine. 2. Pemeriksaan posisi janin Pada akhir masa kehamilan, dokter akan memperkirakan berat janin dan mengamati posisi janin, misalnya apakah kepala janin telah berada di pintu rahim. Jika posisi bokong janin berada di dekat pintu rahim sungsang, dokter akan berusaha untuk mengubah posisi janin dengan menekan perut ibu hamil. Dengan begitu, ibu hamil tetap bisa menjalani persalinan melalui vagina. 3. Pemeriksaan infeksi bakteri Streptococcus Grup B GBS Jenis bakteri ini sering ditemukan di usus dan saluran kelamin bagian bawah. Bakteri GBS biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa. Namun, jika bayi terinfeksi bakteri ini selama proses persalinan, bayi dapat mengalami gangguan kesehatan yang serius. Dokter akan mengambil sampel dengan mengusap vagina menggunakan kapas untuk dianalisis di laboratorium. Jika hasil tes positif GBS, ibu hamil akan diberikan infus antibiotik selama persalinan. 4. Pemeriksaan serviks Jika masa persalinan sudah dekat, dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mendeteksi perubahan serviks leher rahim. Pada tahap ini, serviks akan mulai melunak, membesar, dan menipis. Selanjutnya, leher rahim akan terbuka menjelang persalinan. Pembukaan serviks dinyatakan dalam ukuran centimeter cm. Setelah Konsultasi Kehamilan Setelah ibu hamil menjalani konsultasi dan pemeriksaan kehamilan, dokter akan meninjau hasil pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan. Melalui hasil pemeriksaan, dokter dapat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin, mendeteksi kelainan, dan melakukan tindakan pencegahan jika kehamilan tersebut berisiko tinggi. Jika janin berisiko mengalami kelainan, dokter dapat melakukan beberapa tes diagnosis untuk memastikan kondisi janin, yaitu Amniocentesis untuk memeriksa kromosom bayi Fetal blood sampling FBS atau pemeriksaan sampel darah janin yang diambil dari tali pusat Chorionic villus sampling CVS atau pengambilan sampel sel chorionic villus dari bagian plasenta dengan menggunakan jarum khusus, untuk diperiksa di laboratorium Selain menjalani konsultasi dan pemeriksaan kehamilan secara rutin, ada beberapa hal yang dapat dilakukan ibu hamil untuk menjaga kesehatan tubuh dan janin, yaitu Mengonsumsi vitamin asam folat secara rutin setiap hari Tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik ringan secara rutin Mengonsumsi makanan bergizi, termasuk buah, sayuran, gandum utuh, dan makanan tinggi kalsium Minum air yang banyak Beristirahat yang cukup Tidak berendam di dalam bak mandi air panas hot tub atau sauna terlalu lama Mencari tahu informasi tentang kehamilan dan persalinan, baik dari buku, video, maupun secara daring online Menjauhi paparan zat kimia, seperti insektisida, larutan cat atau pembersih, timbal, dan merkuri Komplikasi atau Efek Samping Konsultasi Kehamilan Konsultasi kehamilan merupakan pemeriksaan yang aman, bahkan dianjurkan untuk dijalani oleh ibu hamil. Namun, ibu hamil dapat mengalami komplikasi akibat prosedur pemeriksaan amniocentesis, fetal blood sampling FBS, dan chorionic villus sampling CVS. Meski sangat jarang terjadi, amniocentesis dan CVS dapat menimbulkan komplikasi berupa keguguran. Sementara, pemeriksaan FBS dapat menimbulkan komplikasi berupa perdarahan hingga infeksi di area pemeriksaan.
beberapajenis pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga medis untuk memastikan kesiapan persalinan diantaranya seperti pemeriksaan posisi janin yang diperlukan untuk memastikan apakah janin sudah berada pada posisi yang benar untuk proses persalinan melalui jalan melahirkan normal, pemeriksaan mulut rahim atau uji serviks yang banyak dilakukan
Seberapa penting pemeriksaan ibu hamil? Baik pemeriksaan darah, USG atau pemeriksaan cek kehamilan yang dilakukan setiap bulan? Semua calon ibu, tentu menginginkan hal yang sama saat dirinya dinyatakan positif hamil. Berharap kondisi janin sehat, bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya, tidak memiliki kelainan, dan tentunya ingin segera mendekapnya. Keinginan ini tentu saja bisa diwujudkan apabila Bunda memerhatikan kesehatan secara menyeluruh. Dimulai saat sedang program hamil, di mana setidaknya tiga bulan sebelum hamil, tubuh Bunda perlu disiapkan’ dengan baik. Pasalnya, tubuh Anda, khususnya rahim menjadi rumah’ pertama si kecil sebelum ia dilahirkan. Memastikan kondisi tubuh dengan sehat, nyatanya juga menjadi salah satu cara untuk memastikan pertumbuhan si kecil menjadi lebih maksimal dan mencegah terjadinya beragam risiko. Dalam hal ini, dr. Putri Deva Karimah, Sp. OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Rumah Sakit Pondok juga mengingatkan pentingnya ibu hamil melakukan pemeriksaan, termasuk pemeriksaan darah. Artikel terkait 10 Fakta Kehamilan yang Tak Dikatakan Dokter Kandungan Anda “Pemeriksaan kesehatan, seperti pemeriksaan darah pada ibu hamil sangatlah penting dan wajib untuk dilakukan, terutama pada awal kehamilan. Fungsinya tentu saja untuk mengetahui dan mengontrol kondisi ibu dan janin hingga persalinan tiba,” tuturnya. Ia melanjutkan, pemeriksaan ibu hamil di dalamnya pemeriksaan tes darah, bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu secara umum dan menyeluruh. “Dari sini, tanda-tanda kekurangan gizi pada ibu hamil, potensi penyakit, atau infeksi dapat dideteksi dan dikenali sejak dini, sehingga pencegahan dan penanganan kondisi yang dapat membahayakan ibu selama kehamilan hingga proses persalinan serta komplikasi yang dapat berefek pada janin dapat segera diantisipasi.” tegasnya kepada theAsianparent Indonesia. Artikel terkait Pemeriksaan CTG selama hamil, kapan perlu dilakukan? Ini penjelasannya Mengingat pentingnya pemeriksaan ibu hamil sangat penting, dokter yang kerap disapa dengan panggilan dokter Putri ini menganjurkan agar para Bunda tidak menyepelekan dan lupa melakukannya. “Banyak sekali keuntungan dari pemeriksaan kehamilan, bagi ibu hamil yang lengah dan tidak pernah melakukan pemeriksaan, hati-hati dengan komplikasi yang dapat terjadi selama kehamilan dan proses persalinan yang dapat membahayakan ibu dan janin. Contohnya adalah anemia atau kekurangan darah pada ibu yang dapat berisiko perdarahan saat proses persalinan apabila tidak segera diantisipasi sejak awal kehamilan. Selain itu risiko infeksi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan ibu kontraksi sehingga bayi lahir belum cukup bulan atau prematur. Hal-hal seperti ini sebenarnya dapat dihindari dan dideteksi sejak awal, jika ibu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dan cek darah sesuai yang dokter sarankan,” paparnya panjang lebar. Stillbirth, menjadi salah satu risiko jika pemeriksaan ibu hamil tidak dilakukan Salah satu risiko yang perlu diwaspadai jika pemeriksaan kesehatan selama hamil tidak dilakukan, adalah risiko terjadinya stillbirth. Stillbirth ini merupakan keadaan bayi meninggal dalam kandungan setelah kehamilan berusia di atas 20 minggu. Dalam beberapa kasus stillbirth ini, ada juga bayi yang meninggal ketika proses persalinan berlangsung. Namun, presentasenya cenderung kecil. Hellosehat menyebutkan, pada 2015 jumlah bayi meninggal karena stillbirth adalah 2,6 juta secara global. Kondisi ini lebih sering terjadi di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Meskipun sampai saat ini penyebab pasti terjadinya stillbirth belum diketahui secara pasti, namun pakar kesehatan menyebutkan kalau infeksi pada ibu hamil bisa memperbesar risiko. Alodokter juga menyebutkan bahwa jenis infeksi yang paling sering menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan adalah infeksi bakteri. Hal ini dapat terjadi ketika ibu hamil terinfeksi bakteri, dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Kuman tersebut bisa menyebar dari vagina ke rahim kemudian menginfeksi bayi. Hal ini dapat menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan. Stunting bisa dicegah saat hamil Pemeriksaan ibu hamil secara rutin nyatanya juga bisa mencegah anak mengalami stunting. Seperti yang kita ketahui, masalah stunting menjadi salah satu perhatian yang terus digalakkan oleh pemerintah. Sebabnya, stunting tidak bisa disembuhkan dan akan memengaruhi masa depan anak, bahkan masa depan bangsa. Stunting bisa menurunkan kecerdasan anak, sehingga saat dewasa mereka berisiko untuk kesulitan berkompetisi. Jadi, bisa dibayangkan jika masalah masalah stunting ini tidak segera diatasi? Tentu saja akan berakibat buruk dan memengaruhi perekonomian di kemudian hari. Itulah informasi terkait pentingnya pemeriksaan pada ibu hamil. Semoga bermanfaat. Baca juga Mencegah Stillbirth, Kematian Bayi di Dalam Kandungan Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
. 315 405 137 445 103 56 357 138

pemeriksaan penunjang pada ibu hamil